Pembangunan selalu identik
dengan kinerja pemerintah dan sistem di dalamnya, namun sekarang tidak lagi
untuk dam raman, kesadaran masyarakatlah yang saat ini bertindak sebagai
inisiatornya. Gerakan #ayokedamraman ini menjadi gerakan perlawanan atas
kesemrawutan kebijakan, gerakan ini merupakan gerakan warga yang bergotong
royong, berduyun-duyun membangun daerah dengan memanfaatkan fasilitas yang
tersedia oleh alam atas kuasa sang khalik, mereka merubah mainset untuk tidak
hanya menggunakan dam raman sebagai spot pemancingan, namun menyulapnya sebagai
tepat eko-wisata yang menarik.
Konotasi negatif yang
dulu disematkan kepada dam raman, saat ini berangsur-angsur membaik. Citra
buruk dam raman yang dulu, dengan segudang cemoohan dan nilai negatif, saat ini
dam raman menjadi tempat yang harusnya di elu-elukan pemerintah. Pembangunan
nama baik dam raman yang dilakukan secara gotong royong melalui gerakan
#ayokedamraman, tentunya dilakukan oleh warga yang mencoba menyulap tempat yang
berkonotasi negatif menjadi pariwisata yang eksotis. Bukan dari pemerintahan,
tapi ini murni dari gerakan warga dam raman untuk membangun.
Kebanggaan tersendiri
untuk warga sekitar, dan kredit point untuk orang-orang yang terlibat di
dalamnya. Saya kira dam raman masih berusia sangat belia untuk bersaing dengan
tempat wisata yang ada di kota ini, Metro Lampung. Namun meski demikian, ke
depan dam raman akan menjadi spo-spot berkumpul, wisata keluarga, dan juga
tidak mengesampingkan pendidikan. Taman merdeka, taman Ki Hajar Dewantara, dan
taman Mulyojati serta pariwisata lainnya saya kira banyak uang yang
digelontorkan pemerintah hanya untuk melakukan renovasi-renovasi kecil-kecilan.
Pemerintah juga seharusnya melirik gerakan #ayokedamraman yang digagas oleh
warga, karena gerakan ini melibatkan partisipasi warga untuk membangun,
geliat-geliat dan dobrakan-dobrakan semangat membuat pembangunan tempat wisata ini
dapat dilakukan. Tidak ada yang tidak mungkin, hal itu terlihat dan terbukti
dengan gerakan #ayokedamraman.
Saya kira juga pariwisata
di kota ini tidak hanya taman-taman seperti itu, warga membutuhkan tempat
terbuka yang menyatu dengan alam, karena banyak dari mereka yang setiap hari
terhimpit oleh keramaian kota. Mungkin jika ada survei indeks kebahagiaan
seperti di Bandung, kota ini berada kurang dari 60% tingkat kebahagiaan.
Pariwisata yang representatif, pariwisata yang mewarga sangat dibutuhkan
masyarakat kota ini.
Dam raman hadir di saat
yang tepat, di samping harganya yang murah, wisata dam raman tentunya dapat
mengobati kejenuhan warga. Kabupaten Lampung Timur misalnya, yang tengah
dipimpin oleh bupati dari kaum hawa, Cusnunia Chalim. Beliau mencoba
mengembangkan pariwisata dengan merangkul semua elemen masyarakat, terbukti
banyak tempat wisata diekspos dan dikembangkan, baik dari sektor kelautan,
daratan, sampai local wisdown. Beliau merangkul semua elemen, akhirnya
masyarakat berdaya guna dan mendapatkan manfaatnya.
Hadirnya dam raman
dalam peta pariwisata Kota Metro, tentunya akan membuat kota ini lebih
meningkatkan prosentase indeks kebahagiaan masyarakatnya. Kemajuan kota,
kemajuan pembangunan ekonomi, pemerintahan, infrastruktur sampai kerjasama
dalam berbagai sektor, saya rasa tidak cukup untuk kota ini, kota ini
membutuhkan tempat pariwisata yang menyatu dengan alam. Setelah Bandung dan
Surabaya yang merupakan sebuah kota yang berada di tengah hiruk-pikuk
kebisingan dan polusi yang banyak menciptakan ruang terbuka untuk berkumpul
dengan keluarga. Tentunya Metro harus bergeliat untuk menciptakan tempat wisata
kota, untuk menopang visi kota sebagai tempat wisata keluarga. Banyak
tempat-tempat yang representatif di kota ini untuk dikembangkan, seperti dam
raman.
Bukan tidak mungkin
pertemuan-pertemuan antara petinggi daerah akan mempertanyakan apa saja yang
ada di kota ini?, bahkan bukan tidak mungkin Metro akan mendapatkan kesempatan
untuk dikunjungi duta besar negara. Agenda-agenda kunjungan ke daerah-daerah seperti
itu sudah pasti diakhiri dengan agenda pengenalan spot-spot daerah, termasuk di
dalamnya pariwisata. Metro harus memikirkan hal demikian, jangan malah
membawanya ke luar. Metro harus menawarkan sudut-sudut kota yang belum
terekspos, hingga akhirnya rasa terkesan para wisatawan akan Metro selalu
bertambah.
Metro dengan predikat
sebagai kota pendidikan dan rekreasi keluarga harusnya lebih giat melakukan
pembangunan pendidikan dan tempat pariwisata. Dua hal tersebut harus menjadi
perhatian utama pemerintahan saat ini. Tempat pariwisata akan senantiasa
diharapkan kehadirannya oleh anak muda terdidik untuk melepas penat dan stres. Pada
segmen pelajar, dengan jumlah jam pelajaran yang bertambah akan membuat anak
didik merasa tertekan pikirannya, terkuras dan haus akan tempat berlibur.
Tentunya fenomena tersebut harus mendapat perhatian, dengan tersedianya tempat
pariwisata yang mewarga, tentunya akan membuat fress pikiran anak-anak,
mengembaikan semangat belajar si anak. Maka hadirnya dam raman yang sangat terjangkau
akan sangat membantu anak-anak dalam melepas rasa lelahnya setelah belajar.
Pada segmen warga, dam
raman harusnya hadir jauh sebelum saat ini, karena hadirnya dam raman saat ini
mendapatkan respon positif dari warga, serasa mereka berpikir kenapa harus hari
ini dam raman ada. Dam raman yang sekarang tentunya sudah jauh berbeda dengan
dam raman yang dulu, saat ini partisipasi warga dalam membangun daerah sudah
banyak terlihat di pengelolaan pariwisata dam raman melalui gerakan
#ayokedamraman. Ini merupakan kemajuan berpikir warga, pemikiran kreatif warga
memunculkan sebuah gerakan pemberdayaan yang berpijak pada budaya gotong royong.
Itulah budaya lokal kita yang harusnya dipertahankan.
Dam raman hadir dengan
mewarga, tidak perlu mengeluarkan kocek yang besar, masyarakat sudah dapat
merasakan keindahan, rerindangan dan riuhnya air. Hal itu sudah terbukti dengan
beberapa kali dam raman disambangi warga, dan mereka pulang dengan perasaan
puas, itu yang menjadi tolak ukur betapa representatifnya eko-wisata ini. Pekerjaan
rumah selanjutnya adalah bagaimana bisa membuat pengunjung yang datang saat ini,
mereka akan tertarik untuk kembali dan bagaimana mereka kembali nantinya mereka
membawa sanak saudaranya untuk ikut hadir. Hal itu yang harus dipikirkan bersama.
Pembangunan pariwisata
berbasis warga, membuat pariwisata akan lebih mudah dikenal dan dikenang oleh
orang-orang yang berada disekitaran kota ini. Ke depan, pariwisata ini tidak
harus bertahan kepada fasilitas yang disediakan, justru peningkatan-peningkatan
fasilitas harus selalu dilakukan. Perasaan bosan pengunjung harus selalu
dipikirkan bersama, meski pariwisata ini berbasis warga namun perasaan jenuh
dan bosan dari pegunjung harus diperhitungkan.
Secara berkala, ke
depan saya percaya dam raman akan menjadi spot pariwisata kelas satu di kota
ini, pariwisata yang dibangun oleh warga dan sangat representatif untuk wahana
rekreasi keluarga, karena warga tidak harus keluar dari daerah untuk menikmati dan
membaur dengan alam serta menghabiskan waktu liburnya, mereka hanya perlu
mengendarai kendaraan lebih-kurang 20 menit dari pusat kota, maka akan
ditemuinya tempat wisata berbasis warga, wisata dam raman.
Meski #ayokedamraman
adalah gerakan warga dan diinisiasi oleh warga, namun jangan menutup kesempatan
untuk dapat berkolega dengan pemerintah sektor pariwisata. Ketika warga dan
pemerintah dapat bersinergi, dam raman yang kenyataannya adalah sebuah daerah
genangan air irigasi, ke depan akan menjadi spot periwisata kelas kakap kota
ini.
Tantangan ke depan
adalah rasa jenuh dan bosan pengunjung serta menambah daya tarik para
pengunjung untuk kembali. Dam raman tidak boleh jumawa dengan apa yang sekarang,
karena kita harus berpikir ke depan, bagaimana gerakan dan wisata ini dapat
dikenang dan dikenalkan ke banyak orang. Jangan sampai predikat wisata warga
hilang dari dam raman, hanya karena pemenuhan hasrat pemerintah kota untuk
membangun dam ramah kepada ranah yang lebih besar, pembangunan pulau.
Perlu diingat, dam
raman juga merupakan spot pemancingan warga, jangan sampai dalam pembangunan
pariwisata dam raman akan mematikan hobi dan kesenangan warga pemancing. Jauh
sebelum dam raman dikembangkan menjadi tempat wisata, justru para pemancinglah
yang menunggu dan membuat aman wilayah dam raman dari tindakan yang tidak baik.
Tentunya ketika ingin membangun wisata warga, kita tidak harus mematikan apa
yang biasanya dilakukan oleh warga di sana. Pemetaan yang jelas akan membawa
kepada kebahagiaan bersama.
Gerakan #ayokedamraman
ke depan harus berpikir inovatif. Mengembangkan wisata tentunya membutuhkan
banyak asupan dana untuk operasional. Pengembangan rumah apung, saya rasa akan
menambah daya tarik wisata ini. Rumah apung nantinya digunakan sebagai tempat
budidaya ikan air tawar, jadi selain mengembangkan tempat wisata juga akan
menambah pemasukan gerakan ayo ke dam raman. pada dasarnya juga akan memakan
banyak dana, namun dengan kreatifitas warga dana yang banyak dapat ditekan,
dengan menggunakan barang-barang yang tersedia oleh alam, seperti bambu dan
lain sebagainya warga dapat membuat sebuah rumah apung, seperti yang dilakukan
oleh nelayan untuk membudidayakan ikan air laut dengan menggunakan keramba. Rumah
apung akan mengajari bahwa selain berwisata kita juga harus berekonomi.
Cita-cita warga untuk
membangun tempat wisata berbasis warga tentunya harus dibarengi dengan
kecukupan dana operasional. Tentunya, saat ini yang harus dipikirkan adalah
selain menciptakan wahana baru, juga harus memberikan imbal hasil yang nantinya
digunakan untuk mengembangkan dam raman sebagai pariwisata kelas kakap. Selain
membangun wisata juga harus membangun perekonomian, budidaya ikan harusnya
menjadi pilihan, hadirnya rumah apung yang setiap saat dapat dikunjungi oleh
wisatawan untuk berlibur tentunya mereka juga akan mendapatkan pengetahuan.
Kita menyadari bahwa
gerakan ini adalah gerakan warga, maka secara berkalalah pariwisata ini akan
muncul ke permukaan, pembangunan secara buttom-up adalah pilihan yang sangat
tepat untuk mengembangkan wisata ini, di samping gerakan ini adalah gerakan
warga juga perlu banyak inisiator-inisiator dan belajar kembali dari
daerah-daerah lainnya dalam melakukan pengembangan pariwisatanya.
Selain itu, pelayanan
yang maksimal dan santun tapi tanggap menjadi kunci utama dalam memberikan
kesan yang baik terhadap pengunjung. Pengunjung akan merasa dihormati dengan
sikap baik yang diberikan pada saat melakukan pelayanan. Jadi, teman-teman dam
raman harus memperhatikan beberapa aspek dalam pelayanan. Dan tentu saja
pengembangan dam raman harus mempunyai sasaran pengunjung yang jelas dan
dibarengi dengan niatan yang lurus, agar nantinya peningkatan pelayanan dan fasilitas
dapat disesuaikan dengan calon pengunjung dam raman.
Penulis: Dwi Nugroho (Mahasiswa IAIN Metro)
Komentar